Bukan
penjahat tapi pejuan
Keberanian
Menghadapi pendidikan dan Tantangan
bukan soridaritas.
kebersamaan
adalah pembangunan demi kenyamanan. MAPIA
jadi gadis mulia benih-benihnya.di semaikan demi untuk
gadis weiland
Yakobus tagi sastra
Indonesia bsw 45 makassar
www
porter mapia
Ketika kami
berdua lepas dari SMA N 01 MAPIA pengesaran, salah seorang dari MAPIA porter MNAPIA yang tegad, selalu hura hura diatas, negeri kami
berdua cukup. Kenerasi penerus cukub
Penderitaan
dan kelaparan itu tidak selalu istimewa.
Hampir setiap orang pernah mengalami. Sedangkan keberanian menghadapi masalah
pun semua orang menjalani dengan semua cara tersendirinya. Peringatkan dan
kutekukan untuk merenungkan benih-benihnya, dalam hal ini benih-benih generasi
mudah MAPIA selalu lahir, dia menantang untuk mengarmati tampa semaikan
beninya tunas MAPIA
sedang tumbuh tetapi akhirnya layu itu karena bisa mempengaruhui benih-benih MAPIA yang
lahir setiap saat.
Pembicaraan
pemekaran Kabupaten MAPIA RAYA pun kemana-mana
tetapi tidak ingat masyarakat kedepan …RAKYATMU JADI
TERLANTAR ANDA
BERKELUARGA DENGAN INDONESIA PERIORITASKAN…….?
Setelah lama pikiran tanpa arah, dia menukas “baik,
saya harus bertanya terus dalam diri saya harus bertanya terus dalam diri saya
sendiri apakah saya ini tunas yang sehat atau tunas yang terserang hama dan akhirnya layu”.
Sambil kesentuh pundaknya keyakinan pertanyaan dengan symbol perpohonan juga.”
Benih-benih akan tumbuh tunas
yang sehat dan alami biola terus rawat, disirami dan pupuk”.
Sengaja diam agak lama
mematikan tangapanya, dia tahu maksudnya.”ada beberapa hal yang yang belum saya
katakan padamu, sobat….! Saya selalu sedih bila ingat teman dan saudara saya
yang di perantahuaan maupun di kampung halaman” dia tak kuasa melanjutka dan
aku pun maklum. Kutawari sebatang pokok selalu
kami sering diam menikmati asap.
Dalam kamarnya rapid an
bertamburan buku itu, kami sering ngoborol dan mendiskusikan apa saja.
Kali ini kulihat dia begitu sedih,
meskipun sudah begitu sering jual begitu dia cerita atau meningat teman dan
saudaranya di kampung halaman. Aku terpacing penasaran kenapa dia begitu terpukul
perasaannya saya terus bertanya-tanya dalam diam. Seketiak ingatanku menyala
aku tak tahu pasti tingkat kebenarannya,yang jelas dia sering cerita tentang
mereka, sahabat dan kawan-kawan dekatnya. Bersama mereka dia juga sering kumpul bareng, senang-senang
bersama bahkan kadang luar kontrol. Dia lain waktu diantar mereka saling hujat,
caci tipu bahkan baku
ancam.
Tak lama lagi kemudian diangkat
bicara “tunas Dogiyai macam apa saja ini…? Saya maklum terhadap mereka, tetapi
saya juga maklum terhadap diri saya sendiri. Saya harus berbuat sesuatu minimal
mulai dari diri saya sendiri dulu.”
“ada yang ku bisa Bantu kawan?”
dia mendengar tawaranku.
“saya sudah pesan tiket untuk
pulang ke Papua besok antar saya pelabuhan makassar sulauwesi selatan”
Dia mengatakan itu seolah tak
tahu keterkesutanku dia pergi dapur menyalakan kompor seperti biasa untuk menikmati
kopi dan bercerita denganku harinya terbuka
diatas meja keberanian diri untuk membacanya. Diatas kerja bergaris itu
tetilisan coretan kata-kata indah:
Barang siapa bekerja di tanah ini dengan
tulus dan Iklas
Maka
dia akan berjalan diatas keajaiban yang satu kepada keajaiban yang lain (Degei
Christian Papuanus)
sejak Papua Barat di nyatakan
sah menjadi bagian dari RI berdasarkan PEPERA
(Penentuan Nasib Sendiri) tahun 1969 oleh PBB. Sebenarnya sejak itu sudah ada
kekawatiran-kekawatiran baru yang muncul di tengah-tengah masyarakat Papua dan
khusus di Dogiyai dalam memasuki era baru kehidupanya. Di samping banyaknya
kecamatan kekawatiran yang muncul, tentu saja ada harapan-harapan baru pula
yang datang untuk menyonsong hari esok yang cerah.
Harapan-harapan itu banyak
seling dengan berputar yang waktu dan janji-janjinya yang dasar berdasarkan
semangat Pemerintah tegas senantiasa mengatakan janji-janjinya.
Bahwa akan adan suatu perbaikan
tarap kehidupan berbagai bidang khususnya dalam bidang Pendidikan dan Kesehatan
yang tentunya merupakan bagian penting dalam setiap tahapan kehidupan manusia
modern.
Namun apa yang janjikan
Pemerintah, selalu tinggal janji, sejak Presiden Soekarno sampai Presiden yang
Ke Enam ( Presiden Susilo Bambang Yudijono (SBY)) keadan hampir tak pernah
berubah di Papua,dan juga apalagi di
Kabupaten Dogiyai kalaupu ada itu pun hanya sebatas Pembangunan mental
manusianya.
Hampir tak pernah tersentu
karena kurikurum pendidikan sebagai rohnya lembaga-lambaga pendidikan formal
tidak memberi cukup ruang untuk itu.
Kabupaten Dogiyai Propisi Papua
yang kaya raya itu juga mengalami hal serupa yaitu SDM (sumber daya manusianya)
masih sangat terbalakang. Sementara perkembangan SDM demikian ini bisa jadi
makanan empek bagi para Kapitalis (Pemodal) asing maupun dari NKRI sendiri.
Hari pendidikan
nasional(Hardiknas) setiap tanggal 2 Mei senantiasa kita peringanti. Hari itu
begitu berarti tentunya bagi Bangsa Indonesia karena itu menjadi
tonggak sejarah pendidikan Nasional dari Sorong sampai Merauke.
Setiap tahun kita berkecempatan
memperingati Hari (Diknas) yang peting dan bermakna itu, namun setiap tahun pun
kita berpikir dan bertanya “tonggak pendidikan apakah atau janji-janjinya
belakan apakah, dari Pemerintah
RI..?”.Sementara kekurangan-kekurangannya
begitu banyak antara lain:
1. Adalah mutu pendidikan yang
rendah selalu menjadi sorotan semua lapisan masyarakat di Dogiyai. Hari itu
begitu lihat dari calon-calon tenaga kerja lokal di Dogiyai yang kalah bersaing
dengan non papua yang sekolah di luar
mereka cari makan di Papua Khususnya dan
sekolah di l Jawa,Manado, dan lain-lainnya baik itu SD,SMP,DAN SMA bahkan
sampai tingkat PT.
2. Masalah usia sekolah pada
tingkatnya (TK,SD,SMP,dan SMA) tetap menjadi tiggal yang memperhatingkan masyarakat
Dogiyai di Papua Barat dan masih begitu banyak usia sekolah yang belum
memperoleh kecempatan untuk mengucap pendidikan. Keadaan ini semakin kompleks
ketika beberapa sekolah pada tingkatan tertentu mengalami kekurangan siswa
sementara angka siswa tidak mengunakan kecempatan tersebut sangat tinggi.
3. Jumlah tenaga pengajar yang
sangat terbatas di Kabupaten Dogiyai bandingkan dengan wilayah luar Kabupaten Dogiyai juga tetap menjadi salah satu faktor yang perbaikan
sarana dan perasarana secara umum pula ketika semua persoalan seputar Dunia
pendidikan secara keseluruhan di hadapkan pada masyarakat Papua dan khusus di
Kabupaten Dogiyai, dukungan dari
intansi-intansi terkait yang sedianya selalu di mohonkan bantuannya langsung
maupun tak langsung.
Kadangkala
di sikapi dengan sebelah mata, hal itu biasa mengalami ketika di ketahui bahwa
pada dasar hubungan (akses) yang bangun intansi-intansi tersebut Kepada
masyarakat Papua dan khususnya Kabupaten Dogiyai adalah berupa ikatan emosional
semua.
Oleh karena adanya kepentingan
(proyek), bukan berdasarkan tugas dan tanggung jawabnya yang sebenarnya. Hal
itu kiranya bias saja terjadi oleh karena pendidikan Nasional yang terapkan
secara seragam dari Sorong sampai Merauke yang katanya dengan tujuan Persatuan
dan Kesatuan Nasional Papua Barat .
Pada
hal semua orang tahu bahwa Negara Indonesia terdiri dari ribu-ribu
suku bangsa dan ragam Basa yang berbeda-beda, serta latar belakang Budaya yang
sangat berbeda-beda pula.
Praktis kurikulum pendidikan
Nasional yang seragamkan tersebut catat oleh
karena kurang tanggap terhadap kebutuhan masyarakat lokal di daerah-daerah di
seluruh Papua bahkan khususnya kepada Kabupaten Dogiyai di Papua Barat yang
memiliki ciri khas tersendiri.
Oleh: YAKOBUS TAGI sastra
Indonesia bsw 45 makassar
Penulis:Yeti
0 komentar:
Posting Komentar