Site RSS

ONLINE YETI

FREE WAST PAPUA

FREE WAST PAPUA

DAFTAR ISI

CENRAWASI PAPUA

CENRAWASI PAPUA
animasi blog
Copyright © ONLINE YETI | Powered by Blogger
Design by Rachel | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates

Sabtu, 18 April 2015

Posted       Edit Entry

Bukan penjahat tapi pejuan

Keberanian Menghadapi pendidikan dan  Tantangan bukan soridaritas.
kebersamaan adalah pembangunan demi kenyamanan.          MAPIA jadi gadis mulia  benih-benihnya.di semaikan demi untuk gadis weiland





Yakobus tagi sastra Indonesia bsw 45 makassar
www porter mapia
    
                       



      Ketika kami berdua lepas dari SMA N 01 MAPIA pengesaran, salah seorang dari  MAPIA  porter MNAPIA yang tegad, selalu hura hura  diatas, negeri   kami berdua cukup. Kenerasi penerus cukub
            Penderitaan dan kelaparan  itu tidak selalu istimewa. Hampir setiap orang pernah mengalami. Sedangkan keberanian menghadapi masalah pun semua orang menjalani dengan semua cara tersendirinya. Peringatkan dan kutekukan untuk merenungkan benih-benihnya, dalam hal ini benih-benih generasi mudah MAPIA selalu lahir, dia  menantang untuk mengarmati tampa semaikan beninya tunas MAPIA sedang tumbuh tetapi akhirnya layu itu karena bisa mempengaruhui benih-benih MAPIA yang lahir setiap saat.
            Pembicaraan pemekaran Kabupaten MAPIA RAYA pun   kemana-mana tetapi tidak ingat masyarakat kedepan  RAKYATMU JADI TERLANTAR ANDA BERKELUARGA DENGAN INDONESIA PERIORITASKAN…….?
Setelah  lama pikiran tanpa arah, dia menukas “baik, saya harus bertanya terus dalam diri saya harus bertanya terus dalam diri saya sendiri apakah saya ini tunas yang sehat atau tunas yang terserang hama dan akhirnya layu”. Sambil kesentuh pundaknya keyakinan pertanyaan dengan symbol perpohonan juga.”
Benih-benih akan tumbuh tunas yang sehat dan alami biola terus rawat, disirami dan pupuk”.
Sengaja diam agak lama mematikan tangapanya, dia tahu maksudnya.”ada beberapa hal yang yang belum saya katakan padamu, sobat….! Saya selalu sedih bila ingat teman dan saudara saya yang di perantahuaan maupun di kampung halaman” dia tak kuasa melanjutka dan aku pun maklum. Kutawari sebatang pokok selalu  kami sering diam menikmati asap.
Dalam kamarnya rapid an bertamburan buku itu, kami sering ngoborol dan mendiskusikan apa saja.
Kali ini kulihat dia begitu sedih, meskipun sudah begitu sering jual begitu dia cerita atau meningat teman dan saudaranya di kampung halaman. Aku terpacing  penasaran kenapa dia begitu terpukul perasaannya saya terus bertanya-tanya dalam diam. Seketiak ingatanku menyala aku tak tahu pasti tingkat kebenarannya,yang jelas dia sering cerita tentang mereka, sahabat dan kawan-kawan dekatnya. Bersama mereka dia  juga sering kumpul bareng, senang-senang bersama bahkan kadang luar kontrol. Dia lain waktu diantar mereka saling hujat, caci tipu bahkan baku ancam.
Tak lama lagi kemudian diangkat bicara “tunas Dogiyai macam apa saja ini…? Saya maklum terhadap mereka, tetapi saya juga maklum terhadap diri saya sendiri. Saya harus berbuat sesuatu minimal mulai dari diri saya sendiri dulu.”
“ada yang ku bisa Bantu kawan?” dia mendengar tawaranku.
“saya sudah pesan tiket untuk pulang ke Papua besok antar saya pelabuhan makassar sulauwesi selatan”
Dia mengatakan itu seolah tak tahu keterkesutanku dia pergi dapur menyalakan kompor seperti biasa untuk menikmati kopi dan bercerita denganku harinya terbuka  diatas meja keberanian diri untuk membacanya. Diatas kerja bergaris itu tetilisan coretan kata-kata indah:
              Barang siapa bekerja di tanah ini dengan tulus dan Iklas 
            Maka dia akan berjalan diatas keajaiban yang satu kepada keajaiban yang lain (Degei Christian Papuanus)
     sejak Papua Barat di nyatakan sah menjadi bagian dari RI berdasarkan PEPERA (Penentuan Nasib Sendiri) tahun 1969 oleh PBB. Sebenarnya sejak itu sudah ada kekawatiran-kekawatiran baru yang muncul di tengah-tengah masyarakat Papua dan khusus di Dogiyai dalam memasuki era baru kehidupanya. Di samping banyaknya kecamatan kekawatiran yang muncul, tentu saja ada harapan-harapan baru pula yang datang untuk menyonsong hari esok yang cerah.
Harapan-harapan itu banyak seling dengan berputar yang waktu dan janji-janjinya yang dasar berdasarkan semangat Pemerintah tegas senantiasa mengatakan janji-janjinya.
Bahwa akan adan suatu perbaikan tarap kehidupan berbagai bidang khususnya dalam bidang Pendidikan dan Kesehatan yang tentunya merupakan bagian penting dalam setiap tahapan kehidupan manusia modern.
Namun apa yang janjikan Pemerintah, selalu tinggal janji, sejak Presiden Soekarno sampai Presiden yang Ke Enam ( Presiden Susilo Bambang Yudijono (SBY)) keadan hampir tak pernah berubah di Papua,dan juga apalagi  di Kabupaten Dogiyai kalaupu ada itu pun hanya sebatas Pembangunan mental manusianya.
Hampir tak pernah tersentu karena kurikurum pendidikan sebagai rohnya lembaga-lambaga pendidikan formal tidak memberi cukup ruang untuk itu.
Kabupaten Dogiyai Propisi Papua yang kaya raya itu juga mengalami hal serupa yaitu SDM (sumber daya manusianya) masih sangat terbalakang. Sementara perkembangan SDM demikian ini bisa jadi makanan empek bagi para Kapitalis (Pemodal) asing maupun dari NKRI sendiri.
Hari pendidikan nasional(Hardiknas) setiap tanggal 2 Mei senantiasa kita peringanti. Hari itu begitu berarti tentunya bagi Bangsa Indonesia karena itu menjadi tonggak sejarah pendidikan Nasional dari Sorong sampai Merauke.
Setiap tahun kita berkecempatan memperingati Hari (Diknas) yang peting dan bermakna itu, namun setiap tahun pun kita berpikir dan bertanya “tonggak pendidikan apakah atau janji-janjinya belakan apakah, dari Pemerintah RI..?”.Sementara kekurangan-kekurangannya begitu banyak antara lain:

1.       Adalah mutu pendidikan yang rendah selalu menjadi sorotan semua lapisan masyarakat di Dogiyai. Hari itu begitu lihat dari calon-calon tenaga kerja lokal di Dogiyai yang kalah bersaing dengan non papua yang  sekolah di luar mereka cari makan di  Papua Khususnya dan sekolah di l Jawa,Manado, dan lain-lainnya baik itu SD,SMP,DAN SMA bahkan sampai tingkat PT.
2.       Masalah usia sekolah pada tingkatnya (TK,SD,SMP,dan SMA) tetap menjadi  tiggal yang memperhatingkan masyarakat Dogiyai di Papua Barat dan masih begitu banyak usia sekolah yang belum memperoleh kecempatan untuk mengucap pendidikan. Keadaan ini semakin kompleks ketika beberapa sekolah pada tingkatan tertentu mengalami kekurangan siswa sementara angka siswa tidak mengunakan kecempatan  tersebut sangat tinggi.
3.       Jumlah tenaga pengajar yang sangat terbatas di Kabupaten Dogiyai bandingkan dengan  wilayah luar Kabupaten Dogiyai  juga tetap menjadi salah satu faktor yang perbaikan sarana dan perasarana secara umum pula ketika semua persoalan seputar Dunia pendidikan secara keseluruhan di hadapkan pada masyarakat Papua dan khusus di Kabupaten  Dogiyai, dukungan dari intansi-intansi terkait yang sedianya selalu di mohonkan bantuannya langsung maupun tak langsung.
            Kadangkala di sikapi dengan sebelah mata, hal itu biasa mengalami ketika di ketahui bahwa pada dasar hubungan (akses) yang bangun intansi-intansi tersebut Kepada masyarakat Papua dan khususnya Kabupaten Dogiyai adalah berupa ikatan emosional semua.
Oleh karena adanya kepentingan (proyek), bukan berdasarkan tugas dan tanggung jawabnya yang sebenarnya. Hal itu kiranya bias saja terjadi oleh karena pendidikan Nasional yang terapkan secara seragam dari Sorong sampai Merauke yang katanya dengan tujuan Persatuan dan Kesatuan Nasional Papua Barat .
Pada hal semua orang tahu bahwa Negara Indonesia terdiri dari ribu-ribu suku bangsa dan ragam Basa yang berbeda-beda, serta latar belakang Budaya yang sangat berbeda-beda pula.
Praktis kurikulum pendidikan Nasional  yang seragamkan tersebut catat oleh karena kurang tanggap terhadap kebutuhan masyarakat lokal di daerah-daerah di seluruh Papua bahkan khususnya kepada Kabupaten Dogiyai di Papua Barat yang memiliki ciri khas tersendiri. 
Oleh: YAKOBUS TAGI sastra Indonesia bsw 45 makassar 

Penulis:Yeti

0 komentar:

Posting Komentar