Hentikan Kekerasan Negara, Biarkan Masyarakat Papua menentukan nasibnya
sendiri !
”Kehadiran Negara adalah Untuk
menjamin keamanan, kenyamanan dan kemerdekaan Warga Negara, tapi yang terjadi
di tanah Papua jusrtu Negara menjadi alat untuk menginjak-injak Hak dan
kekebasan masyarakat Papua”
Catatankaki.info – Di
tanah yang subur Indonesia ini menumpahkan darah menjadi sesuatu yang lumrah terdengar
ditelinga. Banyaknya konflik yang harus berakhir pada kematian, serta segala
bentuk kekerasan Aparatur Negara (TNI/POLRI) tidak pernah berhenti di Tanah air
tercinta Indonesia yang mulai amnesia.
Papua sangat bisa menjadi sampel betapa
Kekuatan aparatur Negara telah menjadi sesuatu yang setiap saat mengancam hidup
masyarakat. Kemerdekaan Indonesia yang telah diraih 70 tahun yang lalu, faktanya
tidak dirasakan oleh masyarakat di Papua.
Sejak 1961 hingga saat ini Papua
terus menumpahkan darah, pada Desember 2014 sampai November 2015 tercatat lebih
dari 10 kasus yang dilakukan oleh Aparat Negara (TIN/POLRI) di seluruh wilayah
Papua, tercatat sekiranya terdapat 21 nyawa orang Papua melayang dan lainya
mengalami luka tembak dan harus dirawat di Rumah sakit secara intens. Kasus
tersebut diantaranya ; penembakan terhadap empat siswa SMA di lapangan Karel
Gobay, Enoratali pada 8 Desember 2014, kasus yang terjadi Yahukimo pada bulan
maret 2014, kasus di Nabire pada April 2015, kasus yang terjadi di Ugapuga,
Dogiyai pada 25 Juni 2015, kasus penembakan 11 anak muda di Tolikara pada 17
juli 2015, kasus di Koperapoka 28 Juli 2015, kasus penembakan di Mimika pada Agustus 2015, kasus penembakan dua pelajar SMK
di Mimika pada 28 September 2015 (Papuapost.wordpress.com).
Beberapa organisasi Mahasiswa
yang tergabung dalam Solidaritas Untuk Papua (SUP), harus turun kejalan untuk
meluapkan kekesalan dan kemarahannya terhadap Pemerintah Indonesia, yang sampai
hari ini belum menuntaskan pelanggaran HAM yang selama ini terjadi di Papua.
Pemerintah sepertinya memandang sebelah mata Masyarakat Papua dan menutup mata
atas kasus pelanggaran HAM dan kekerasan terhadap masyarakat sipil di Papua.
Aksi yang dilakukan hari ini
(Kamis, 10/12/2015) di depan Pintu 1 Universitas Hasanuddin, Jln. Perintis KM 7
Makassar, menuntut beberapa hal yaitu : 1) Tuntaskan Pelanggaran HAM Yang Ada
Di Papua, 2) Biarkan Rakyat Papua Menentukan Nasibnya Sendiri, 3) Tutup Semua
Perusahaan Multinasional Yang Ada Di Papua, 4) Tarik TNI dan POLRI Dari Tanah
Papua, 5) Kecam Tindakan Represifitas Aparat Terhadap Aliansi Mahasiswa Papua
(AMP) Di Jakarta, 6) Hentikan teror militer (TNI/Polri) terhadap Komite Nasional Papua Barat (KNPB) di
Papua, 7) Tolak segala produk politik pemerintah Indonesia yang ada di papua,
termasuk program UP4B, 8) Tuntaskan kasus penembakan 4 siswa pada tanggal 8
Desember 2014 di Kab. Paniai.
Dalam aksi ini SUP juga
menegaskan agar pemerintah segera menindaklanjuti secara hukum kasus-kasus
pelanggar HAM dan kekerasan Aparat Negara. “Negara telah membiarkan masyarakat
Papua mati
Disini aku mau Sharing aja ya
BalasHapusBanyak temen aku yang tercukupi kebutuhannya tanpa kerja
Caranya bagaimana?? hanya mengeluarkan 10 ribu
untuk bermain di www. pokerayam .com hanya hitungan menit saja
ratusan hingga jutaan pun didapat dikarenakan pokerayam
selalu memberikan promo dan keberuntungan kepada member setianya
banyak promo dan hadiah menarik yang akan update disetiap saat
yuk silahkan bergabung pada pokerayam jangan lewatkan
MODAL 10 ribu MENJADI 1 JUTA
info keberuntungan lebih lanjut bbm : D8E5205A